PROFIL AKL MUHAMMADIYAH MAKASSAR
LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan. Menyongsong era kesejagatan pada abad ke-21 Depkes telah mencanangkan visi Indonesia Sehat Tahun 2010, yaitu pembangunan yang berwawasan kesehatan.
Untuk mendukung visi tersebut aktualisasinya dilakukan melalui strategi paradigma sehat. Perkembangan masyarakat menuju kepada era kesejagatan ini ditandai dengan tingginya persaingan, perubahan yang sangat cepat terutama di bidang IPTEK, tuntutan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi.
Dengan semakin majunya negara kita, aspek kesehatan lingkungan dirasakan menjadi makin penting. Masalah pencemaran, pemanasan global, serta pemenuhan kebutuhan air bersih, dan masalah-masalah lain dalam lingkungan hidup yang semakin lama semakin terasa menjadi tantangan untuk ditanggulangi. Masalah-masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia bukan saja di masa sekarang tetapi justru akan lebih kompleks di masa mendatang. Oleh sebab itu sudah selayaknya masalah-masalah tersebut menjadi perhatian kita sebagai pelaku dan penikmat pembangunan tidak hanya saat ini tetapi juga dalam periode mendatang agar pembangunan dapat berjalan tanpa berakibat merosotnya mutu lingkungan hidup.
Apalagi sekarang dengan paradigma baru di bidang kesehatan, yaitu paradigma sehat yang bertumpu pada promotif dan preventif (dimana kesehatan lingkungan termasuk di dalamnya). Ini berarti bahwa tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) akan menempati posisi strategis dalam menata visi Departemen Kesehatan, yakni pembangunan berwawasan kesehatan menuju Indonesia Sehat pada tahun 2010.
AKL Muhammadiyah Makassar merupakan satu-satunya AKL swasta di Sulawesi Selatan dan mahasiswanya berasal dari hampir seluruh propinsi di Indonesia. AKL Muhammadiyah Makassar mulai berdiri pada tanggal 28 Mei 1990 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72/Kep/Diknakes/V/1990. Pada tahun 2003 telah terakreditasi oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI (Surat Keputusan No. HK.00.06.2.3.1800 tanggal 31 Oktober 2003).
Adapun tujuan penyelenggaraan AKL Muhammadiyah Makassar adalah untuk menghasilkan tenaga sanitasi kesehatan lingkungan tingkat Diploma Tiga (D.III) yang:
1. Menghayati cara pemecahan masalah, pelaksanaan program dan pembinaan kesadaran diri serta masyarakat dalam bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
2. Mandiri dan berjiwa wirausaha dalam bidang kesehatan lingkungan dan sanitasi.
3. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar kesehatan lingkungan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi
4. Mempunyai keterampilan yang dinamis dan fleksibel dalam melaksanakan upaya kesehatan lingkungan secara terpadu untuk mewujudkan derajat kesehatan lingkungan setinggi-tingginya.
Nama Pimpinan dan Periodisasi
Sejak pertama berdiri sampai sekarang telah dipimpin oleh 5 (lima) orang Direktur, sebagai berikut:
1. H.D. Susanto (1990 – 1991)
2. Bachmid J. Muller, M.Sc. (1991 – 1995)
3. Drs. Abbas Made Amin, MS. (1995 – 2000)
4. H. Abu Tachir, SKM., M.Kes. (2000 – 2005)
5. A. M. Fadhil Hayat, SKM., M. Kes. (2005 – sekarang)
VISI
Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah unggul dan berdaya saing dalam bidang Sanitasi dan kesehatan lingkungan yang berwawasan global dan berbasis nilai ke-Islaman pada tahun 2020.
MISI
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berbasis pada kompetensi.
2. Menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
3. Melaksanakan penelitian dan pengabdian sebagai wujud dari pengimplementasian ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan.
4. Mengembangkan atmosfer akademik yang mendukung proses pembelajaran.
5. Menjalin kerjasama untuk meningkatkan daya saing akademik.
6. Meningkatkan pemahaman keislaman sebagai landasan pengembangan ilmu dan kehidupan akademik.
7. Optimalisasi layanan kepada stakeholder.
SUMBER DAYA
A. Tenaga
1. Tenaga Pengajar
AKL Muhammadiyah Makassar diasuh oleh tenaga tetap dan tenaga tidak tetap berjumlah 40 orang yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan yang didukung dari instansi sebagai berikut:
a) Dosen tetap AKL Muhammadiyah Makassar
b) Dosen dari Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Depkes Makassar
c) Dosen dari Unhas/UNM Makassar
d) Dosen dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulsel.
2. Tenaga Administrasi
AKL Muhammadiyah Makassar dalam penyelenggaraannya dikelola oleh tenaga administrasi berjumlah 7 orang dari berbagai jenjang pendidikan.
3. Tenaga Teknis
Tenaga teknis pada AKL Muhammadiyah Makassar terdiri dari tenaga instruktur tetap yang membimbing praktikum di laboratorium, workshop dan di lapangan yang berasal dari jenjang pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan + S1 Kesehatan Masyarakat dan Analis Kimia.
Sarana dan Prasarana Institusi
Keberadaan sarana dan prasarana pada institusi pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas belajar mengajar. Menyadari hal tersebut maka BPH telah menyediakan berbagai fasilitas, baik yang dipakai sendiri maupun dipakai bersama institusi lain yang berada di bawah lingkup BPH Akkes Muhammadiyah Makassar, yang meliputi:
1. Ruang Kantor
2. Ruang Dosen
3. Ruang Kelas
4. Ruang Seminar
5. Ruang Perpustakaan
6. Workshop Sanitasi Lingkungan
7. Laboratorium Kimia, Mikrobiologi dan Parasitologi
8. Laboratorium Bahasa dan Komputer
Proses Belajar Mengajar
Metodologi proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas mahasiswa dan alumni. AKL Muhammadiyah Makassar dalam meningkatkan kualitasnya mengacu pada kurikulum nasional, yang menetapkan metodologi proses belajar mengajar. Metodologi yang diterapkan antara lain: Ceramah, Diskusi, Praktikum di Laboratorium dan Bengkel Kerja, serta Praktikum di Lapangan (lahan praktek).Kegiatan pendidikan dilaksanakan dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Beban studi pendidikan AKL Muhammadiyah Makassar sebesar 120 SKS. Jangka waktu pendidikan 6 (enam) semester dengan masa studi maksimum 10 (sepuluh) semester.Proses belajar mengajar pada AKL Muhammadiyah mengacu pada kurikulum yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa serta Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00.06.1.1.00197 tanggal 17 Januari 1997 tentang Kurikulum Program Diploma III Kesehatan Lingkungan di lingkungan Departemen Kesehatan.Kurikulum program Diploma III Kesehatan Lingkungan di lingkungan Departemen Kesehatan sebanyak 120 SKS terdiri atas:
a. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
b. Mata Kuliah Keterampilan Keahlian (MKK)
c. Mata Kuliah Keterampilan Berkarya (MKB)
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Mahasiswa
Peserta didik merupakan elemen yang terpenting dari sebuah institusi pendidikan. Karena peserta didik merupakan subjek sekaligus obyek dari institusi pendidikan. Pada AKL Muhammadiyah Makassar sendiri, peserta didik berasal dari hampir seluruh propinsi di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan dengan latar belakang budaya dan daerah yang berbeda dapat terbentuk wawasan kebangsaan dan ke-Indonesiaan yang kuat diantara pada mahasiswa. Walaupun AKL Muhammadiyah Makassar merupakan institusi pendidikan yang berlatar belakang Islam tetapi mahasiswanya tidak bersifat eksklusif, hal ini terbukti dengan adanya mahasiswa non Islam.
Lulusan
Institusi pendidikan pada dasarnya tidak hanya memikirkan bagaimana mencetak mahasiswa menjadi berkualitas tetapi juga harus memikirkan bagaimana lulusan yang dihasilkan dapat diterima di pasar kerja. Oleh karena itu AKL telah menjajaki kerjasama dengan berbagai institusi yang berhubungan dengan kompetensi lulusannya dan biasanya dilakukan dalam bentuk magang kerja.Kerjasama ini ditujukan untuk menunjukkan kemampuan mahasiswa juga untuk memberi kesempatan kepada mitra kerjasama untuk menilai kemampuan mahasiswa. Adapun institusi yang menjadi mitra antara lain Puskesmas, Rumah Sakit, PDAM, Perusahaan Swasta, Badan non Departemen, Hotel/Restoran, dan sebagainya.Pemerintah RI merencanakan untuk menerima ± 40.000 tenaga kesehatan baru per tahun selama 5 tahun yang akan datang termasuk lulusan AKL (Tenaga Sanitarian). Lulusan AKL Muhammadiyah telah tersebar di seluruh Indonesia baik di instansi pemerintah maupun swasta (70% telah terserap di pasar kerja). Lulusan AKL juga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S1 Kesehatan Masyarakat atau S1 Teknik Lingkungan atau D.IV Kesehatan Lingkungan.
Penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan serta pembangunan kesehatan memerlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan. Menyongsong era kesejagatan pada abad ke-21 Depkes telah mencanangkan visi Indonesia Sehat Tahun 2010, yaitu pembangunan yang berwawasan kesehatan.
Untuk mendukung visi tersebut aktualisasinya dilakukan melalui strategi paradigma sehat. Perkembangan masyarakat menuju kepada era kesejagatan ini ditandai dengan tingginya persaingan, perubahan yang sangat cepat terutama di bidang IPTEK, tuntutan dan kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi.
Dengan semakin majunya negara kita, aspek kesehatan lingkungan dirasakan menjadi makin penting. Masalah pencemaran, pemanasan global, serta pemenuhan kebutuhan air bersih, dan masalah-masalah lain dalam lingkungan hidup yang semakin lama semakin terasa menjadi tantangan untuk ditanggulangi. Masalah-masalah tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup manusia bukan saja di masa sekarang tetapi justru akan lebih kompleks di masa mendatang. Oleh sebab itu sudah selayaknya masalah-masalah tersebut menjadi perhatian kita sebagai pelaku dan penikmat pembangunan tidak hanya saat ini tetapi juga dalam periode mendatang agar pembangunan dapat berjalan tanpa berakibat merosotnya mutu lingkungan hidup.
Apalagi sekarang dengan paradigma baru di bidang kesehatan, yaitu paradigma sehat yang bertumpu pada promotif dan preventif (dimana kesehatan lingkungan termasuk di dalamnya). Ini berarti bahwa tenaga kesehatan lingkungan (sanitarian) akan menempati posisi strategis dalam menata visi Departemen Kesehatan, yakni pembangunan berwawasan kesehatan menuju Indonesia Sehat pada tahun 2010.
AKL Muhammadiyah Makassar merupakan satu-satunya AKL swasta di Sulawesi Selatan dan mahasiswanya berasal dari hampir seluruh propinsi di Indonesia. AKL Muhammadiyah Makassar mulai berdiri pada tanggal 28 Mei 1990 melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72/Kep/Diknakes/V/1990. Pada tahun 2003 telah terakreditasi oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI (Surat Keputusan No. HK.00.06.2.3.1800 tanggal 31 Oktober 2003).
Adapun tujuan penyelenggaraan AKL Muhammadiyah Makassar adalah untuk menghasilkan tenaga sanitasi kesehatan lingkungan tingkat Diploma Tiga (D.III) yang:
1. Menghayati cara pemecahan masalah, pelaksanaan program dan pembinaan kesadaran diri serta masyarakat dalam bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
2. Mandiri dan berjiwa wirausaha dalam bidang kesehatan lingkungan dan sanitasi.
3. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar kesehatan lingkungan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi
4. Mempunyai keterampilan yang dinamis dan fleksibel dalam melaksanakan upaya kesehatan lingkungan secara terpadu untuk mewujudkan derajat kesehatan lingkungan setinggi-tingginya.
Nama Pimpinan dan Periodisasi
Sejak pertama berdiri sampai sekarang telah dipimpin oleh 5 (lima) orang Direktur, sebagai berikut:
1. H.D. Susanto (1990 – 1991)
2. Bachmid J. Muller, M.Sc. (1991 – 1995)
3. Drs. Abbas Made Amin, MS. (1995 – 2000)
4. H. Abu Tachir, SKM., M.Kes. (2000 – 2005)
5. A. M. Fadhil Hayat, SKM., M. Kes. (2005 – sekarang)
VISI
Akademi Kesehatan Lingkungan Muhammadiyah unggul dan berdaya saing dalam bidang Sanitasi dan kesehatan lingkungan yang berwawasan global dan berbasis nilai ke-Islaman pada tahun 2020.
MISI
1. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berbasis pada kompetensi.
2. Menghasilkan lulusan yang mempunyai kompetensi dalam bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan.
3. Melaksanakan penelitian dan pengabdian sebagai wujud dari pengimplementasian ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan.
4. Mengembangkan atmosfer akademik yang mendukung proses pembelajaran.
5. Menjalin kerjasama untuk meningkatkan daya saing akademik.
6. Meningkatkan pemahaman keislaman sebagai landasan pengembangan ilmu dan kehidupan akademik.
7. Optimalisasi layanan kepada stakeholder.
SUMBER DAYA
A. Tenaga
1. Tenaga Pengajar
AKL Muhammadiyah Makassar diasuh oleh tenaga tetap dan tenaga tidak tetap berjumlah 40 orang yang terdiri dari berbagai jenjang pendidikan yang didukung dari instansi sebagai berikut:
a) Dosen tetap AKL Muhammadiyah Makassar
b) Dosen dari Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Depkes Makassar
c) Dosen dari Unhas/UNM Makassar
d) Dosen dari Dinas Kesehatan Propinsi Sulsel.
2. Tenaga Administrasi
AKL Muhammadiyah Makassar dalam penyelenggaraannya dikelola oleh tenaga administrasi berjumlah 7 orang dari berbagai jenjang pendidikan.
3. Tenaga Teknis
Tenaga teknis pada AKL Muhammadiyah Makassar terdiri dari tenaga instruktur tetap yang membimbing praktikum di laboratorium, workshop dan di lapangan yang berasal dari jenjang pendidikan D.III Kesehatan Lingkungan + S1 Kesehatan Masyarakat dan Analis Kimia.
Sarana dan Prasarana Institusi
Keberadaan sarana dan prasarana pada institusi pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas belajar mengajar. Menyadari hal tersebut maka BPH telah menyediakan berbagai fasilitas, baik yang dipakai sendiri maupun dipakai bersama institusi lain yang berada di bawah lingkup BPH Akkes Muhammadiyah Makassar, yang meliputi:
1. Ruang Kantor
2. Ruang Dosen
3. Ruang Kelas
4. Ruang Seminar
5. Ruang Perpustakaan
6. Workshop Sanitasi Lingkungan
7. Laboratorium Kimia, Mikrobiologi dan Parasitologi
8. Laboratorium Bahasa dan Komputer
Proses Belajar Mengajar
Metodologi proses belajar mengajar merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas mahasiswa dan alumni. AKL Muhammadiyah Makassar dalam meningkatkan kualitasnya mengacu pada kurikulum nasional, yang menetapkan metodologi proses belajar mengajar. Metodologi yang diterapkan antara lain: Ceramah, Diskusi, Praktikum di Laboratorium dan Bengkel Kerja, serta Praktikum di Lapangan (lahan praktek).Kegiatan pendidikan dilaksanakan dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Beban studi pendidikan AKL Muhammadiyah Makassar sebesar 120 SKS. Jangka waktu pendidikan 6 (enam) semester dengan masa studi maksimum 10 (sepuluh) semester.Proses belajar mengajar pada AKL Muhammadiyah mengacu pada kurikulum yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 232/U/2000 tanggal 20 Desember 2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa serta Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.00.06.1.1.00197 tanggal 17 Januari 1997 tentang Kurikulum Program Diploma III Kesehatan Lingkungan di lingkungan Departemen Kesehatan.Kurikulum program Diploma III Kesehatan Lingkungan di lingkungan Departemen Kesehatan sebanyak 120 SKS terdiri atas:
a. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)
b. Mata Kuliah Keterampilan Keahlian (MKK)
c. Mata Kuliah Keterampilan Berkarya (MKB)
d. Mata Kuliah Perilaku Berkarya (MPB)
e. Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB)
Mahasiswa
Peserta didik merupakan elemen yang terpenting dari sebuah institusi pendidikan. Karena peserta didik merupakan subjek sekaligus obyek dari institusi pendidikan. Pada AKL Muhammadiyah Makassar sendiri, peserta didik berasal dari hampir seluruh propinsi di Indonesia. Oleh karena itu diharapkan dengan latar belakang budaya dan daerah yang berbeda dapat terbentuk wawasan kebangsaan dan ke-Indonesiaan yang kuat diantara pada mahasiswa. Walaupun AKL Muhammadiyah Makassar merupakan institusi pendidikan yang berlatar belakang Islam tetapi mahasiswanya tidak bersifat eksklusif, hal ini terbukti dengan adanya mahasiswa non Islam.
Lulusan
Institusi pendidikan pada dasarnya tidak hanya memikirkan bagaimana mencetak mahasiswa menjadi berkualitas tetapi juga harus memikirkan bagaimana lulusan yang dihasilkan dapat diterima di pasar kerja. Oleh karena itu AKL telah menjajaki kerjasama dengan berbagai institusi yang berhubungan dengan kompetensi lulusannya dan biasanya dilakukan dalam bentuk magang kerja.Kerjasama ini ditujukan untuk menunjukkan kemampuan mahasiswa juga untuk memberi kesempatan kepada mitra kerjasama untuk menilai kemampuan mahasiswa. Adapun institusi yang menjadi mitra antara lain Puskesmas, Rumah Sakit, PDAM, Perusahaan Swasta, Badan non Departemen, Hotel/Restoran, dan sebagainya.Pemerintah RI merencanakan untuk menerima ± 40.000 tenaga kesehatan baru per tahun selama 5 tahun yang akan datang termasuk lulusan AKL (Tenaga Sanitarian). Lulusan AKL Muhammadiyah telah tersebar di seluruh Indonesia baik di instansi pemerintah maupun swasta (70% telah terserap di pasar kerja). Lulusan AKL juga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S1 Kesehatan Masyarakat atau S1 Teknik Lingkungan atau D.IV Kesehatan Lingkungan.